Rotan Badak (Plectocomia Elongata), Si Bubuay dari Gunung Salak

Rotan merupakan salah satu tanaman khas hutan tropis Indonesia yang memiliki banyak jenis. Salah satu yang cukup unik dan menarik perhatian para pendaki maupun wisatawan yang melakukan trekking di kawasan Gunung Salak adalah Rotan Badak (Plectocomia Elongata) atau dikenal juga dengan nama lokal “Bubuay” atau “Bungbuay”.

Tanaman ini dapat dijumpai di jalur trekking menuju Wisata Tiga Curug Cidahu, yaitu Curug Tepus, Curug Tugu, dan Curug Cempaka yang ada di Cidahu Sukabumi. Wisata Tiga Curug ini biasa diakses melalui Camp Nusantara yang ada di Desa Manglid, Cidahu.

rotan badak (Plectocomia Elongata) saat trekking di Camp Nusantara Cidahu

Nama Ilmiah dan Nama Lokal

Rotan Badak memiliki nama ilmiah Plectocomia Elongata. Dalam bahasa Sunda, tanaman ini dikenal dengan sebutan “bungbuay” atau “bubuay” (kadang dieja bubuway), serta hoe badak. Menariknya, istilah badak di sini bukan merujuk pada hewan badak, melainkan berasal dari bahasa Sunda “badag” yang berarti besar. Seiring waktu, sebutan badag mengalami pergeseran pelafalan menjadi badak. Jadi, nama rotan badak sebenarnya bermakna rotan besar, sesuai dengan ukuran batangnya yang jauh lebih besar dibandingkan jenis rotan biasa.

plectocomia elongata di taman nasional gunung halimun salak

Ciri-Ciri Rotan Badak (Plectocomia elongata)

Rotan badak memiliki ciri yang khas sehingga mudah dikenali saat trekking di hutan tropis terutama di Indonesia. Ciri-cirinya adalah:

  • Batang besar dan kokoh, berbeda dengan rotan umumnya yang ramping.

  • Dipenuhi duri panjang dan tajam di sepanjang batang dan pelepah daun, yang berfungsi sebagai perlindungan alami.

  • Daun menyirip panjang dengan susunan yang lebat.

  • Habitat alami: biasanya tumbuh di hutan-hutan pegunungan Jawa Barat, termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan sekitarnya.

Tanaman berduri plectomia elogata di TNGHS

Habitat dan Persebaran Rotan Badak

Pohon berduri ini tumbuh subur di kawasan hutan tropis yang lembap di area Gunung Salak. Tanaman berduri ini dapat ditemui saat trekking Wisata Tiga Curug ke Curug Tepus, Curug Tugu, dan Curug Cempaka melalui jalur Cidahu Camping Ground. Karena bentuknya yang unik dan penuh duri, rotan ini sering menarik perhatian pengunjung yang melintas saat melakukan perjalanan treking.

Selain di Jawa Barat, rotan badak juga dapat dijumpai di beberapa wilayah lain di Indonesia, namun populasinya tidak sebanyak rotan jenis komersial lainnya.

duri pada tanaman rotan badak

Manfaat dan Pemanfaatan

Meskipun memiliki duri tajam, tanaman ini tetap memiliki nilai guna. Batangnya yang besar dan kokoh dapat digunakan sebagai bahan anyaman, meski tidak sepopuler jenis rotan kecil yang lebih lentur. Selain itu, kehadiran Rotan Badak di hutan juga memiliki fungsi ekologis penting, yaitu menjaga keseimbangan ekosistem dengan menjadi tempat berlindung bagi beberapa satwa kecil.

Daya Tarik Wisata Trekking di Gunung Salak

Salah satu daya tarik trekking menuju Wisata Tiga Curug di Cidahu adalah pengalaman melewati hutan alami yang masih asri. Selain menikmati indahnya Curug Tepus, Curug Tugu, dan Curug Cempaka, wisatawan juga bisa melihat langsung flora khas pegunungan Jawa Barat seperti Rotan Badak (bubuay) dan Pohon Pakis Ekor Monyet yang langka. Pemandangan batang besar berduri yang menjulang di tengah hutan ini menambah kesan petualangan dan memperkuat nuansa alami kawasan wisata.

Rotan badak di jalur trekking ke Curug Cempaka Cidahu

Kesimpulan

Rotan Badak (Plectocomia elongata) atau Bubuay adalah salah satu flora khas Gunung Salak yang memiliki keunikan tersendiri. Dengan batang besar, duri tajam, serta asal-usul namanya yang berasal dari kata Sunda badag (besar), tanaman ini menjadi bagian penting dari kekayaan hayati di sekitar Camp Nusantara Cidahu dan jalur trekking menuju Curug Tepus, Curug Tugu, dan Curug Cempaka.

QUESTIONS?

Punya pertanyaan atau ingin informasi lebih lanjut?